Ahad 08 Nov 2015 04:06 WIB

WHO Nyatakan Sierra Leone Bebas Ebola

Rep: C34/ Red: Indira Rezkisari
Vaksin uji coba untuk Ebola.
Foto: AP
Vaksin uji coba untuk Ebola.

REPUBLIKA.CO.ID, FREETOWN -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan Sierra Leone bebas dari virus ebola, Sabtu (7/11). Pengumuman itu menandai tonggak baru penghapusan wabah virus paling mematikan dalam sejarah di negara tersebut.

"Hari ini, 7 November 2015, telah dinyatakan WHO sebagai akhir dari wabah ebola di Sierra Leone," ungkap perwakilan WHO di Sierra Leone, Anders Nordstrom, di Freetown, dikutip dari laman DW.

Sierra Leone disebut bebas dari transmisi kasus ebola, karena tidak adanya temuan kasus selama 42 hari yang sama dengan dua periode inkubasi 21 hari. Pasien terakhir yang diduga terjangkit virus ebola telah dites pada 25 September dengan dua kali hasil uji berturut-turut negatif.

Namun, pihak berwenang di Sierra Leone telah diperingatkan untuk tetap waspada karena negara memasuki periode pengawasan intensif 90 hari. Adanya penetapan status bebas belum menutup kemungkinan dampak dari wabah tersebut dirasakan hingga bertahun-tahun mendatang.

Sejak 2013, hampir 4.000 orang telah tewas di Sierra Leone akibat wabah ebola. Secara global, korban tewas di dunia mencapai 11.300 jiwa dengan total pasien terinfeksi sebanyak 28.500 orang.

"Sampai seluruh wilayah Afrika Barat mencatat nol kasus dan pengawasan intensif 90 hari usai, barulah Sierra Leone bisa mengambil langkah pemulihan selanjutnya," kata Direktur Utama Pusat Penanganan Ebola Nasional Sierra Leone, Alfred Palo Conteh.

Ebola dapat mematikan karena membuat pembuluh darah mengeluarkan banyak cairan tubuh. Efeknya, tekanan darah menurun drastis sehingga seluruh organ penting seperti jantung, otak, hati, dan ginjal, berhenti bekerja.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement