REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Kelompok militan ekstremis ISIS membebaskan 37 orang tawanan, Sabtu (7/11). Para tawanan Nasrani yang mayoritas perempuan itu termasuk dalam 200 orang dari kelompok minoritas Asyur yang diculik pada bulan Februari lalu.
Jaringan HAM Asyur merilis foto di media sosial yang memperlihatkan prosesi pembebasan itu. Dalam sejumlah foto, tampak seorang perempuan bercucuran air mata sambil mencium tangan perempuan lain yang terlihat lebih tua, dan seorang imam menyambut mereka dalam sebuah upacara gereja.
Ketua Asosiasi Amal Asyur Provinsi Hassakeh, Edmond Gabriel, mengatakan pihaknya terus melakukan negosiasi agar 124 orang lain yang masih tertawan segera dibebaskan. ISIS telah membebaskan sebagian tawanan sebelumnya tetapi menembak tewas tiga orang kaum Asyur pada bulan Oktober.
Pada hari yang sama, Observatorium HAM Suriah yang berbasis di Inggris merilis informasi jumlah korban tewas akibat serangan udara di kota timur ISIS dekat perbatasan Irak. Jumlah korban jiwa telah meningkat dari 25 orang menjadi 71 orang.
Observatorium yang bergantung pada jaringan aktivis untuk memantau perang di Suriah, memerinci adanya enam korban anak-anak diantara korban tewas. Kelompok aktivis lainnya termasuk ISIS mengatakan serangan itu dilakukan oleh jet Rusia, yang menargetkan sekolah dan pasar di Boukamal.
Dalam video dan gambar yang disebarluaskan melalui internet, tampak adegan mengenaskan setelah serangan udara. Orang-orang menggali reruntuhan bangunan dan mencari korban, sedangkan sebagian lain menggotong anak-anak yang bersimbah darah.
Para pejabat Rusia menyangkal serangan udara mereka melukai warga sipil. Rusia bersikeras pihak mereka berfokus menyerang kelompok militan.
Rusia mulai melakukan serangan udara di Suriah pada 30 September, dalam kondisi rumit perang saudara yang telah memasuki tahun kelima. Konflik telah menewaskan 250.000 warga dan pengungsi, hampir setengah dari penduduk pra-perang Suriah, dikutip dari The Star.