REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Arkeolog di Australian National University (ANU) telah menemukan fosil tujuh spesies tikus raksasa di Timor Timur. Fosil terbesar mencapai 10 kali ukuran tikus modern.
"Mereka adalah mega-fauna. Yang terbesar sekitar lima kilo, ukuran anjing kecil," kata peneliti utama, Julien Louys. Menurut dia, ini tikus terbesar yang diketahui pernah ada. Sekedar perbandingan, tikus besar modern hanya sekitar setengah kilo.
Dilansir dari IBTimes, Ahad (8/11), para peneliti sekarang tengah menyelidiki penyebab kepunahan tikus-tikus ini. Louys mengatakan, keberadaan manusia paling awal di Timor Timur tercatat sekitar 46.000 tahun yang lalu. Mereka hidup bersama tikus-tikus ini selama ribuan tahun.
Para peneliti juga mendapati manusia zaman itu memakan tikus raksasa. Pasalnya, mereka telah menemukan tanda-tanda dipotong dan dibakar pada tulang-tulang tikus itu.
"Yang lucu adalah mereka hidup bersama sampai sekitar seribu tahun yang lalu. Kami pikir, alasan yang membuat mereka punah adalah ketika alat-alat logam mulai diperkenalkan di Timor. Orang bisa membabat hutan dalam skala lebih besar," jelas Louys.
Penemuan ini merupakan bagian dari proyek "From Sunda to Sahul" yang bertujuan memetakan pergerakan manusia awal di Asia Tenggara. Proyek ini diharapkan dapat menjelaskan perpindahan manusia pertama kali di sekitar pulau-pulau Asia Tenggara, bagaimana mereka melakukannya dan apa dampaknya pada ekosistem.
"Kami sedang berusaha untuk menemukan catatan-catatan manusia paling awal di Asia Tenggara, serta apa yang ada sebelum manusia tiba," kata Louys.