Senin 09 Nov 2015 00:53 WIB

Inggris Pertimbangkan Keluar dari UE Jika tak Ada Reformasi

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Dwi Murdaningsih
David Cameron
Foto: reuters
David Cameron

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perdana Menteri (PM) Inggris David Cameron memperingatkan para pemimpin di negara-negara Eropa bahwa negaranya akan berpikir kembali untuk tetap menjadi anggota Uni Eropa (UE) jika tuntutan reformasi tidak didengar.

Cameron akan memberikan peringatan pada Selasa (10/11) yang bertepatan pemberian surat kepada presiden Dewan Eropa Donald Tusk. Adapun isi surat tersebut meminta perubahan yang dia inginkan untuk Inggris. Surat itu sekaligus menandai awal renegosiasi resmi keanggotaan Inggris di UE.

"Jika kita tidak dapat mencapai kesepakatan tersebut (reformasi) dan jika kekhawatiran yang saya tidak percaya akan terjadi, maka kita akan harus berpikir lagi tentang apakah Uni Eropa ini tepat bagi kita,’’ ujar Cameron dalam pidato yang akan disampaikan pada Selasa besok seperti dikutip dari laman BBC, Ahad (8/11).

Cameron mengaku dia siap untuk berkampanye tetap menjadi anggota di UE dengan sepenuh hati dan jiwanya, tetapi hanya jika istilahnya tepat. Dia mengatakan, ada beberapa risiko ekonomi jika Inggris tetap menjadi anggota UE.

Cameron menyontohkan seperti peraturan UE yang menahan kemampuan negaranya untuk perdagangan dan menciptakan lapangan kerja. Namun, ia bersikeras memiliki setiap keyakinan bahwa negosiasi memungkinkan untuk memberikan kesepakatan yang bekerja untuk kedua pihak, yaitu Inggris dan 28 negara-negara anggota UE.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement