REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Penyidik kecelakaan pesawat Rusia Airbus A321 yang jatuh di Semenanjung Sinai mengatakan suara bising yang berasal dari kokpit dan terekam di akhir-akhir, kemungkinan besar berasal dari bom, Ahad (8/11). Seorang anggota tim penyidik mengatakan pada Reuters, mereka 90 persen yakin.
"Indikasi dan analisis sejauh ini terhadap kotak hitam mengindikasikan bahwa itu adalah sebuah bom," kata anggota tim yang berasal dari Mesir. Ia meminta namanya tidak disebutkan. "Kami yakin 90 persen bahwa itu adalah bom," tambahnya.
Sebelumnya pada Sabtu, pemimpin investigasi Ayman al Muqaddam mengatakan terlalu dini untuk menyimpulkan penyebab kecelakaan pesawat. Ia membenarkan suara bising terdengar di detik-detik terakhir rekaman kokpit.
Ia mengatakan pesawat hancur terbelah di udara dan saat itu pesawat terbang dengan auto-pilot. Menurut pejabat anonim pada Ahad, 10 persen keraguan muncul karena ada kemungkinan lain. Seperti ledakan bahan bakar, kelelahan logam dalam pesawat atau baterai lithium yang overheating.
Ia menambahkan bahwa puing pesawat jatuh tercecer dalam area seluas 13 km. Sehingga kemungkinan besar, pesawat sudah hancur sejak di udara.
Kecelakaan ini menewaskan seluruh penumpang dan kru sebanyak 224 orang. Pesawat tinggal landas dari bandara Mesir, Sharm al Sheikh untuk menuju St Petersburg di Rusia. Kecelakaan juga telah mencoreng pariwisata Mesir karena bandara Sharm dinilai tidak aman.