REPUBLIKA.CO.ID, RIO DE JANEIRO -- Hari ketiga pascalongsor dan banjir di Brasil, otoritas masih melakukan pencarian terhadap korban hilang, Ahad (8/11). Sekitar 28 orang dilaporkan tersapu banjir dan jasadnya belum ditemukan.
Insiden terjadi di negara bagian tenggara Minas Gerais, bagian utara Rio de Janeiro. Proses evakuasi dan pencarian telah melibatkan sekitar 500 orang. Alat khusus dan anjing pelacak ikut dikerahkan untuk mencari lebih banyak korban akibat dua bendungan yang jebol.
Pada Ahad, otoritas berhasil mengevakuasi dua jasad lagi sehingga meningkatkan jumlah korban tewas menjadi empat orang. Sementara 28 korban hilang diantaranya adalah pekerja tambang.
Kerusakan terjadi cukup intens dengan air bah dan lumpur menyapu wilayah sejauh 100 km dari tambang. Hal ini menyulitkan proses penyelamatan. Insiden juga memicu perdebatan dengan ahli lingkungan, pemerintah dan penduduk setempat terkait regulasi industri pertambangan.
Tambang adalah salah satu sumber ekspor terbesar Brasil. "Kita telah belajar dari kecelakaan ini," kata Gubernur wilayah, Fernando Pimentel. Penduduk mengkritik pemerintah karena kurang komunikasi dengan operator tambang Samarco terkait upaya keselamatan.
Sekitar 580 orang diungsikan dan tinggal di hotel atau rumah kerabat. Rumah mereka hancur sepenuhnya oleh longsor dan limbah mineral.