REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Agen intelijen AS mengaku berhasil mencegat komunikasi antarpejabat Rusia tentang jatuhnya pesawat Metrojet di Semenanjung Sinai, Mesir, 31 Oktober lalu.
Sumber militer AS mengatakan, dalam komunikasi itu Rusia meyakini pesawat tersebut jatuh karena bom. Hal inilah, kata ia, yang membuat pejabat AS yakin bom telah ditanamkan dalam penerbangan Metrojet 9288. Selain bukti-bukti lain yang dimiliki AS.
Pesawat Metrojet meledak tak lama setelah lepas landas dari bandara di resor wisata Mesir Sharm al-Sheikh. Pesawat membawa 224 orang dan dalam perjalanan menuju St Petersburg, Rusia.
Mayoritas penumpang diketahui berkewarganegaraan Rusia. Baik Rusia maupun Mesir hingga saat ini belum secara resmi mengumumkan penyebab jatuhnya pesawat tersebut. Kedua negara juga telah menyangkal dugaan prematur AS dan Inggris yang menuding pesawat jatuh karena bom.
ISIS mengaku bertanggungjawab atas serangan tersebut. Namun belum ada bukti yang memperkuat klaim mereka.
Pejabat AS mengatakan, Rusia dan Mesir tidak menerima tawaran Paman Sam untuk menginvestigasi kasus ini.
Berbicara dengan CNN, Senin (9/11), Menteri Luar Negeri Inggris Philip Hammond mengatakan, kemungkinan bom ditaruh di atas pesawat sangat tinggi. Kemungkinan besar ISIS juga terlibat. ISIS memiliki motif melancarkan serangan ke Rusia menyusul serangan udara Moskow ke Suriah yang menyasar militan.