Selasa 10 Nov 2015 20:13 WIB

Bantah Pakai Jasa Pelobi, KBRI: Obama Undang Jokowi

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Teguh Firmansyah
Obama dan Jokowi bersalaman di Gedung Putih
Foto: Reuters
Obama dan Jokowi bersalaman di Gedung Putih

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Washington DC membantah penggunaan jasa pelobi dalam kunjungan Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) ke Amerika Serikat baru-baru ini.

"Terkait dengan pemberitaan penggunaan Lobbyist, meskipun lobbyist merupakan bagian dari kehidupan politik di AS, Pemerintah Indonesia sejak dilantik pada Oktober 2014 tidak pernah menggunakan lobbyist," tulis KBRI di Washington DC  dalam keterangan  yang diterima Republika, Selasa (10/11).

KBRI menyatakan spekulasi yang menyatakan bahwa pertemuan antara Jokowi difasilitasi oleh lobbyist sangat tidak berdasar. KBRI menjelaskan, sejak pertemuan pertama Jokowi dan Obama di Beijing, Cina, di sela-sela pertemuan APEC pada November 2014, Presiden Obama telah mengundang Jokowi ke AS.

Selain itu, Obama melalui suratnya 16 Maret 2015 telah secara resmi menulis surat kepada Jokowi dan mengundang secara resmi untuk berkunjung ke AS.

"Presiden Joko Widodo pada 19 Juni 2015 membalas undangan Presiden Obama dan menyatakan akan berkunjung ke Washington DC  pada 26 Oktober 2015 setelah kedua negara menyepakati waktu yang sesuai bagi Kedua Kepala Negara," tulis siaran pers tersebut.

KBRI menyatakan, terkait anggapan bahwa kedutaan tidak mampu mensukseskan kunjungan Presiden RI sangat tidak merefleksikan fakta yang sesungguhnya.

Sejak November 2014, sesuai instruksi Menlu Indonesia, Retno Marsudi, KBRI Washington DC telah mempersiapkan kunjungan Presiden RI ke AS, baik menyusun program maupun memastikan hasil yang konkrit dari kunjungan.

KBRI juga memfasilitasi berbagai kunjungan Pejabat Indonesia ke AS maupun Pejabat AS ke Indonesia termasuk kunjungan tujuh anggota Kongres AS dan empat Senator Senior AS. KBRI memfasilitasi tidak kurang dari enam kunjungan bisnis dari berbagai perusahaan besar di AS ke Indonesia.

"Duta Besar telah bertemu setidaknya dengan hampir 100 anggota Kongres dan Senator AS untuk menjelaskan arti penting kunjungan dan meminta dukungan suksesnya kunjungan Presiden RI," tulis KBRI.

Untuk memastikan adanya hasil konkrit kunjungan Presiden Indonesia, KBRI sejak awal telah membahas berbagai hal yang bersifat strategis dengan pihak Amerika. Kesepakatan di bidang pertahanan, maritim dan energi merupakan hasil konkrit yang bersifat strategis. Kesepakatan bisnis yang lebih dari 20 miliar dolar AS bukanlah sebuah kebetulan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement