REPUBLIKA.CO.ID, MEXICO CITY -- Karla Jacinto duduk diam di tengah keheningan taman. Matanya tampak memandangi kuncup-kuncup bunga, sementara telinganya dapat dengan mudah mendengar suara tapak kaki di luar dinding taman di Kota Meksiko.
Kepada CNN, ia mengungkapkan kisah dukanya ketika terjerembab di tangan para pedagang manusia. Dengan suara sedikit terbata, ia mengaku telah diperkosa hingga 43.200 kali.
Setiap hari, ia harus melayani 30 lelaki hidung belang. Sementara, ia bekerja tujuh hari dalam sepekan. "Perkiraan terbaik, dalam empat tahun sekitar 43.200 kali," ujarnya.
Cerita Jacinto mengungkapkan bagaimana kejamnya realitas perdagangan manusia di Meksiko dan Amerika Serikat. Jacinto tak sendiri, masih ada puluhan ribu gadis lain yang bernasib sama dengannya.
Pejabat AS dan Meksiko menyebut satu kota di Meksiko tengah yang selama beberapa tahun telah menjadi jalur utama perdagangan manusia. Di Kota Tenancingon, korban ditempatkan sebelum didistribusikan ke dunia-dunia prostitusi.
Jacinto mengaku telah menjadi korban pelecehan sejak kecil. "Saya datang dari keluarga disfungsional. Saya mendapatkan pelecehan dan penganiayaan sejak usia lima tahun oleh kerabat saya," ujarnya.
Ketika usianya 12 tahun, ia diculik oleh pedagang manusia saat sedang menunggu temannya di subway. "Ketika saya melihat mobil, saya tidak percaya. Saya tertarik dengan kendaraan besar itu. Seseorang kemudian meminta saya masuk ke dalam mobil untuk pergi ke satu tempat," ujarnya.
Karla Jacinto kini telah berusia 23 tahun dan ia telah bebas dari cincin perdagangan manusia. Ia berbicara pengalamannya di berbagai konferensi. Pada Juli Jacinto juga telah menceritakan kisahnya ke Vatikan.