REPUBLIKA.CO.ID, Lagi-lagi El Nino. Fenomena cuaca yang terjadi karena pemanasan Samudra Pasifik ini telah menjadi dalang kekeringan panjang di beberapa negara. Sejak dinobatkan menjadi El Nino terkuat dalam beberapa dekade terakhir, fenomena ini terus mempertegas keberadaannya.
El Nino menyebabkan kekeringan panjang di satu belahan bumi dan banjir besar di belahan bumi yang lain. Jutaan lahan yang gagal panen menjadi bukti nyata, termasuk angin topan, banjir bandang dan longsor.
Pada Selasa (10/11), PBB melalui UNICEF memperingatkan anak-anak adalah korban paling rentan dan potensial.
"Sekitar 11 juta anak di Afrika selatan dan timur menghadapi kelaparan, paparan penyakit dan kekurangan cairan karena fenomena cuaca El Nino terkuat dalam beberapa dekade terakhir," kata Badan PBB yang mengurusi anak-anak tersebut.
Kekeringan panjang dan banjir menyebabkan malnutrisi dan membuat mereka rentan terhadap penyakit seperti malaria, diare, kolera dan demam berdarah. "Konsekuensinya bisa menjalar ke beberapa generasi kecuali mendapat dukungan komunitas," kata UNICEF dalam pernyataan seperti dikutip Al Jazeera.
Beberapa negara yang mengalami kekeringan parah diantaranya Malawi, Zimbabwe dan Ethiopia. Ethiopia yang menjadi negara paling buruk terimbas merupakan negara dengan populasi terbesar kedua di Afrika. Negara ini bahkan telah mengalami kekeringan berkelanjutan sejak 30 tahun lalu.