REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Lebih dari 500 orang berunjuk rasa di depan kediaman Perdana Menteri Inggris di Jalan Downing nomor 10, London, Kamis (2/11).
Mereka menentang kunjungan Perdana Menteri India Narendra Modi menjelang pertemuannya dengan David Cameron. Kebanyakan para pemrotes adalah orang-orang Sikh dan sebagian membawa spanduk dalam aksi damai tersebut.
Modi terpilih dengan telak pada 2014, namun dia dan partai nasionalis Hindu Bharatiya Janata Party (BJP), menghadapi tuduhan dari pihak lawan yang menyebutnya gagal melindungi kepentingan kelompok kecil.
PM India itu sedang melakukan lawatan tiga hari di Inggris dengan rencana termasuk pertemuan dengan Cameron, jamuan siang dengan Ratu Elizabeth II dan mengadakan pertemuan dengan pendukungnya di stadion Wembley.
Modi pernah dilarang mengunjungi Inggris sampai tiga tahun yang lalu terkait kerusuhan antiMuslim yang menyebabkan seribu orang terbunuh pada 2002, ketika ia menjadi kepala menteri di negara bagian Gujarat. Ia selalu menolak tuduhan bertanggung jawab atas kerusuhan tersebut.
Nirmala Rajasingam, salah seorang pengunjuk rasa, mengatakan "Kami telah menentang pemerintahan Modi sejak lama karena kekejaman di Gujarat belum diselesaikan. Tanda-tanda antipati keagamaan sudah lama ada, namun sejak BJP berkuasa, menjadi lebih tinggi. Ada proyek khusus yang diarahkan untuk membuat India menjadi negara Hindu."
Seorang pemrotes lainnya, Thaman Singh Sidhu menambahkan masyarakat Sikh, kelompok Muslim dan semua kelompok minoritas merasa terancam.