REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Kelompok militan ISIS mengaku bertanggung jawab atas ledakan kembar di ibu kota Beirut, Lebanon, Kamis malam. Sedikitnya 43 orang di kubu kelompok Muslim Syiah Hizbullah Beirut tewas. Sementara sekitar 200 lainnya terluka.
Ledakan terjadi di daerah Burj el-Barajneh yang terletak di jalan raya utama menuju bandara Beirut. Burj el-Barajneh merupakan area komersial dan perumahan terkenal dengan banyak toko-toko. Pengeboman terjadi di waktu sibuk pada malam hari.
Daerah ledakan juga dikenal sebagai basis pergerakan Hizbullah yang mengirimkan pasukannya ke Suriah untuk bertempur melawan ISIS. Seperti dikutip Al-Arabiya, ini merupakan serangan pertama dalam lebih dari satu tahun yang menyasar basis pergerakan Hizbullah.
Hizbullah mengancam akan membalas serangan tersebut, dan tak akan mundur dari medan pertempuran di Suriah.
Amerika Serikat mengutuk dua ledakan bom bunuh diri yang menewaskan puluhan orang di Beirut. "Amerika Serikat akan berdiri teguh dengan Pemerintah Lebanon dan bekerja untuk membawa mereka yang bertanggung jawab atas serangan ini ke pengadilan," kata Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih.