REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Presiden AS Barack Obama mengecam aksi penyerangan yang menewaskan lebih dari 60 orang di Paris, pada Jumat (14/11) malam waktu setempat. Obama menyatakan Pemerintah AS siap memberikan bantuan kepada Pemerintah Perancis dalam menanggani insiden berdarah itu.
Dalam pernyataan resminya, Obama mengecam bentuk serangan yang dilakukan. Dia menyebut, Amerika Serikat telah berkali-kali mengalami serangan terorisme sehingga bisa memahami apa yang warga Perancis rasakan.
"Kami telah melihat aksi yang melebihi batas untuk meneror warga sipil tak berdosa. Serangan ini tidak hanya pada Paris, serangan ini tidak hanya pada orang-orang Perancis, tetapi merupakan serangan terhadap seluruh umat manusia dan nilai-nilai universal yang kita bagi," katanya.
Obama menyatakan Pemerintah AS siap memberikan bantuan apapun bagi pemerintah dan rakyat Perancis yang butuh penanganan cepat. Ia mengungkapkan Perancis merupakan sekutu tertua Amerika Serikan, dan orang-orang Perancis telah berdiri bahu-membahu Amerika Serikat dahulu dan kini lagi.
"Kami ingin menjadi sangat jelas bahwa kami berdiri bersama-sama dengan mereka dalam memerangi terorisme dan ekstremisme," ujarnya.
Ia melanjutkan, para pelaku penyerangan salah jika berpikir bisa meneror orang-orang Perancis atau nilai-nilai yang mereka perjuangkan. Obama mengungkapkan orang-orang Amerika pun mengambil nilai kekuatan dari komitmen rakyat Prancis untuk hidup, kebebasan dan mengejar kebahagiaan.
"Kita diingatkan melalui tragedi ini bahwa ikatan liberte, egalite, fraternite tidak hanya mencerminkan nilai yang orang Perancis junjung tinggi, tetapi juga nilai yang kita bagi bersama. Nilai-nilai akan bertahan jauh melampaui setiap tindakan terorisme atau pemikiran kebencian dari orang-orang yang melakukan kejahatan malam ini," tegasnya.
"Kami akan melakukan apa pun untuk bekerja dengan orang-orang Perancis dan dengan negara-negara di seluruh dunia untuk membawa teroris ini kepada keadilan dan membasmi jaringan teroris," katanya.
Obama menambahkan, dirinya dan warga Amerika Serikat bisa memahami duka cita yang dirasakan oleh rakyat Perancis atas penyerangan tersebut.
"Kami sudah melalui jenis-jenis episode dan setiap kali jenis-jenis serangan terjadi kami selalu bisa mengandalkan orang-orang Perancis untuk berdiri dengan kami. Mereka telah menjadi mitra kontra-terorisme yang luar biasa dan kami berniat untuk berada di sana bersama mereka dalam cara yang sama," ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, sebanyak 60 orang dilaporkan tewas akibat insiden penyerangan yang terjadi di Paris. Penyerangan terjadi di tiga lokasi berbeda.
Lokasi pertama adalah sebuah restoran masakan Kamboja. Sedangkan lokasi kedua di dekat sebuah klub malam di daerah Le Bataclan, dan di lokasi dekat dengan Stadion Stade de France. Ledakan di dekat stadion memaksa Presiden Perancis Francois Hollande untuk dievakuasi segera saat dia menyaksikan laga persahabatan antara Perancis dan Jerman.