REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Menyusul aksi penembakan dan pengeboman yang terjadi di Paris, Jumat malam waktu setempat (13/11), Presiden Prancis Francois Hollande memberikan pernyataan yang disiarkan secara langsung. Dua hal ditegaskannya menjadi langkah Prancis.
"Kami telah, berdasarkan keputusan saya, memobilisasi semua kekuatan untuk menetralisir para teroris dan mengamankan semua kawasan terkait. Saya juga telah meminta bantuan militer, mereka saat ini berada di Paris, untuk memastikan serangan baru tidak terjadi. Saya juga sudah meminta rapat kabinet yang akan segera digelar beberapa menit lagi," ujarnya, dikutip dari Reuters, Sabtu (14/11).
Hollande mengatakan, dua keputusan akan diambilnya. Pertama, menyatakan kondisi negara dalam keadaan darurat. Yang berarti, sejumlah kawasan akan ditutup. Lalu lintas dialihkan. Termasuk akan ada pemeriksaan di kawasan Paris dan sekitarnya. Kondisi negara darurat akan diproklamirkan di seluruh Prancis.
Keputusan kedua adalah menutup perbatasan. "Kami harus memastikan tidak ada orang yang masuk untuk melakukan kejahatan apapun dan mereka yang telah melakukan kejahatan, seperti kita sayangnya harus saksikan, bisa ditangkap jika hendak meninggalkan Prancis," katanya.
Hollande menegaskan insiden ini sangat menyedihkan. "Kami tahu dari mana asalnya, siapa pelaku kriminalnya, siapa para teroris ini," ujar dia.
Hollande juga menyampaikan simpatinya pada keluarga korban, mereka yang meninggal dan terluka. "Tapi kita harus menunjukkan kebersamaan dan ketenangan."