REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Jumlah korban serangan di Prancis pada Jumat malam terus bertambah. Seperti dikutip CNN, sedikitnya 153 orang tewas dalam rangkain teror terpisah tersebut.
Salah satu korban terbesar berada di gedung pergelaran konser di Baraclan. Di sana sekitar 112 orang tewas saat seorang bersenjata senapan otomatis memberondong penonton yang sedang menyaksikan aksi panggung band Amerika. Pelaku juga menyandera sekitar 100 orang.
Polisi kemudian melakukan operasi penyelamatan di gedung konser dan menewaskan tiga ekstremis. Sisa sandera berhasil diselamatkan tanpa diketahui jumlah pastinya.
Sekitar lima mil dari lokasi tersebut, dua pelaku meledakan diri di luar stadion Stade de France saat berlangsungnya pertandingan Jerman dan Prancis.
Presiden Prancis, Francois Hollande mendeklarasikan kondisi darurat menyusul serangkaian teror yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Hollande memerintahkan untuk menutup perbatasan untuk meminimalisir imbas.
Total enam insiden terorisme terjadi di sepanjang Paris. Selain serangan di stadium di tempat konser, penembakan juga terjadi di dalam restoran di Rue Bichat dan menewaskan 11 orang. Galeri Louvre juga menjadi sasaran tembak dan bom, bersama dengan Pompidou Centre dan pusat perbelanjaan Les Halles.
Para saksi di teater Bataclan mengatakan teroris menggunakan senapan AK47 dan meneriakan 'Allahu Akbar' sebelum menembak kerumunan secara membabi buta. Saksi, Julen Pearce mengatakan penembakan terjadi sekitar 15 menit.