REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Ledakan pertama teror Paris didengar pada 21.17 waktu setempat di luar Stade de France atau stadiun nasional Prancis. Ketika itu sedang dihelat pertandingan antara Prancis dengan Jerman, dan dihadiri oleh Presiden Prancis Francois Hollande.
Dua menit kemudian penonton stadium mendengar bunyi ledakan kedua.
Dikutip dari Reuters, Sabtu (14/11), belum ada pihak yang bertanggung jawab mengklaim aksi teror tersebut. Saksi di dalam ruang konser di Bataclan namun mendengar slogan-slogan Islam diteriakkan, sekaligus kecaman atas peran Prancis yang berkoalisi dengan AS melawan ISIS di Suriah.
Di dalam tempat konser, grup musik asal California, Eagles of Death Metal, sedang bermain dalam rangka promosi album keempat mereka, ketika disadari sesuatu yang tidak benar terjadi.
(baca: Pelaku Membantai 87 Penonton Konser dengan Rentetan Senjata)
"Saya membalikkan badan ketika melihat salah satu penyerang, dia sangat muda, sekitar 20 tahun, dengan jenggot tipis," kata Julien Pearce, reporter untuk Europe 1 Radio yang berada dalam ruang konser.
"Mulanya saya pikir ini bagian dari pertunjukan. Tapi ketika saya balik badan dan melihat dia dengan senjatanya, juga letupan api dari senjatanya, saya sadar ini bukan main-main," ujarnya.
Saksi lain, Toon (22 tahun), mengatakan manusia berubuhan seperti permainan domino. Ia sedang berjalan di pintu ruang konser saat tiga pelaku penembakan mulai memuntahkan pelurunya tanpa pandang bulu ke penonton di ruang konser.
"Salah satu dari mereka memakai topi besar. Semuanya pakai baju hitam."