Ahad 15 Nov 2015 05:46 WIB
Serangan Teror Paris

Muslim Seluruh Dunia Kutuk Serangan Paris

Rep: c16/ Red: Angga Indrawan
Polisi Prancis mengenakan tameng berbaris di dekat Bataclan Concert Hall, area tempat salah satu insiden penembakan dan pengeboman terjadi di Paris, Prancis, Sabtu (14/11).
Foto: Reuters
Polisi Prancis mengenakan tameng berbaris di dekat Bataclan Concert Hall, area tempat salah satu insiden penembakan dan pengeboman terjadi di Paris, Prancis, Sabtu (14/11).

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Umat Muslim dari seluruh penjuru dunia mengutuk serangan beruntun yang terjadi di ibukota Paris, Prancis, pada Jumat (13/11) malam waktu setempat. Shuja Shafi, sekjen Dewan Muslim Inggris, menyebut aksi teror yang menewaskan ratusan orang itu tindakan yang mengerikan sekaligus menjijikkan. 

Dewan Muslim Inggris merupakan sebuah badan yang memayungi lebih dari 500 organisasi Islam termasuk masjid, sekolah dan badan amal.

"Pikiran dan doa saya untuk keluarga mereka yang menjadi korban, untuk rakyat Prancis, dan untuk negara tetangga kita," kata Shuja dalam sebuah pernyataan seperti dilansir USA Today, Sabtu (14/11).

"Serangan ini diklaim oleh kelompok yang menyebut diri mereka 'Negara Islam'. Tidak ada yang Islami dari orang-orang tersebut. Tindakan mereka jahat dan di luar batas-batas yang ditetapkan oleh keimanan Islam," tambah Shuja.

Kecaman juga datang dari seorang profesor Kajian Islam Universitas Oxford di Inggris, Tariq Ramadan, Tariq Ramadan. Taria mengatakan ISIS yang mengaku bertanggungjawab atas aksi teror di Paris ini telah melakukan kebohongan dengan mengatasnakan Islam.

"Kebohongan mereka berhubungan dengan Islam dan pesan-pesan Islam. Islam tidak pernah membenarkan cara-cara yang mereka lakukan," kata presiden organisasi Jaringan Muslim Eropa ini. "Tindakan ini adalah hasil dari pikiran buruk."

Fateh Kimouche, pendiri blog Muslim Prancis terkemuka Al Kanz, mengatakan bahwa penting bagi seluruh negara untuk bersatu melawan teroris. Fateh mengaku sangat prihatin terhadap umat Muslim akibat aksi teror ini. Menurut Fateh, Muslim mengalami penderitaan yang ganda.

"Muslim menjadi korban besar-besaran di Timur Tengah sekaligus menjadi target Islamofobia," kata Fateh.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement