Senin 16 Nov 2015 16:37 WIB
Serangan Teror Paris

20 Bom Prancis Gempur Markas ISIS

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Angga Indrawan
Anggota ISIS ketika melakukan parade di Raqqa, Suriah.
Foto: AP Photo
Anggota ISIS ketika melakukan parade di Raqqa, Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, RAQQA -- Pesawat-pesawat tempur Prancis menyerang wilayah kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Raqqa, Suriah, Senin (16/11). Serangan dilakukan menyusul serangan Paris, Jumat (13/11) yang menewaskan ratusan orang.

"Dalam serangan udara pertama melawan ISIS sejak serangan Paris, 12 pesawat tempur menjatuhkan 20 bom di target pada Ahad (15/11) malam, Senin (16/11).

Pernyataan kementerian menambahkan, target pertama menghancurkan pos komando ISIS, pusat perekrutan anggota dan gudang senjata maupun amunisi. Kedua wilayah kamp pelatihan teroris. Pesawat meninggalkan Yordania dan Uni Emirat Arab dan serangan dilakukan berkoordinasi dengan pasukan AS.

Kelompok aktivis anti-ISIS Raqqa menulis di Twitter dan mengatakan, serangan udara juga telah memukul stadion, museum, klinik, rumah sakit, peternakan ayam dan bangunan pemerintah setempat. "Air dan listrik di seluruh kota mati sebagai akibat dari serangan. Setidaknya 30 serangan udara telah dilakukan," ujar kelompok tersebut.

Kelompok itu menambahkan, belum ada korban sipil telah segera dilaporkan. Sebelumnya, para pemimpin dari  konferensi tingkat tinggi (KTT) G20 berjanji melawan ISIS, tapi tidak menjelaskan secara rinci bagaimana strategi akan berubah. Meskipun G20 biasanya berfokus pada isu-isu ekonomi, presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan sekaligus sebagai tuan rumah mendesak para pemimpin dunia untuk memprioritaskan pertempuran melawan ISIS. 

Ia mengatakan, serangan di Paris membuktikan bahwa waktu hanya untuk kata-kata telah berakhir. Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama menegaskan dukungan negaranya bagi Paris. "Kami berdiri dalam solidaritas dengan mereka (Prancis) dalam memburu para pelaku kejahatan ini dan membawa mereka ke pengadilan," ujarnya.

Baca juga: Indonesia perlu melakukan pembatasan perjalanan ke Paris

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement