Senin 16 Nov 2015 19:01 WIB
Serangan Teror Paris

Usai Serangan Paris, Australia Tetap Terima Pengungsi

Rep: Gita Amanda/ Red: Ani Nursalikah
Seorang pengungsi Suriah memandangi polisi antihuru-hara dari pagar perbatasan di Serbia yang dibangun otoritas Hungaria di Horgos, Serbia, Rabu (16/9).
Foto: AP
Seorang pengungsi Suriah memandangi polisi antihuru-hara dari pagar perbatasan di Serbia yang dibangun otoritas Hungaria di Horgos, Serbia, Rabu (16/9).

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Menteri Imigrasi Australia Peter Dutton menolak seruan salah seorang anggota parlemen untuk menutup perbatasan negara tersebut agar tak dimasuki pengungsi dari Timur Tengah. Seruan tersebut disampaikan setelah serangan di Paris.

Seperti dilansir BBC News, Senin (16/11), Dutton mengatakan Australia tak akan mundur dari keputusan mereka menerima 12 ribu pengungsi dari Suriah dan Irak. Menurutnya, Australia menghadapi siuasi berbeda dengan negara-negara Eropa yang memiliki perbatasan darat.

"Jadwal penerimaan para pengungsi dapat dilakukan seiring otoritas melakukan pemeriksaan keamanan tambahan," kata Dutton.

Sebelumnya anggota parlemen konservatif Andrew Fraser menyerukan di Facebooknya Australia harus menutup perbatasannya dari pengungsi Timur Tengah.

"Pesan untuk Malcolm Turnbull: Australia tak perlu pengungsi Timur Tengah atau manusia perahu Islam," tulis Fraser di akunnya.

Paspor Suriah palsu ditemukan di dekat tubuh salah satu pelaku bom bunuh diri di Paris. Pemegang paspor diketahui menggunakannya untuk masuk Yunani sebagai pengungsi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement