REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Seorang pejabat Turki mengatakan, negaranya telah dua kali memperingatkan Prancis terkait pembom bunuh diri Omar Ismail Mostefai. Namun sayangnya, saat itu Prancis tak menghiraukan dan baru meminta informasi mengenai pelaku pascapenyerangan Paris.
Pejabat mengatakan kepada The Guardian, Senin (16/11), Mostefai memasuki Turki pada 2013. Sejak itu tak ada catatan yang menyatakan ia meninggalkan negara tersebut.
(Baca: Seorang Bomber Paris Berasal dari Edlib)
Pada 10 Oktober 2014, Turki menerima permintaan untuk informasi mengenai empat tersangka teror dari pihak berwenang Prancis. Namun nama Mostefai kala itu tak ada di antara para tersangka yang diminta Prancis.
Padahal selama penyelidikan, otoritas Turki mengidentifikasi Mostefai dan telah memberi tahu rekan Prancis mereka dua kali. Pemberitahuan dilakukan pada Desember 2014 dan Juni 2015, terkait kecurigaan mereka terhadap Mostefai.
"Kami bagaimana pun sudah (memberitahu), tapi tak mendengar tanggapan balik dari Prancis terkait masalah ini. Baru setelah penyerangan Paris pemerintah Turki menerima permintaan informasi mengenai Omar Ismail Mostefai dari Prancis," ujarnya.
Mostefai merupakan penyerang pertama yang disebut Prancis. Ia diidentifikasi dari sidik jari yang diambil dari potongan jari yang ditemukan di konser di Bataclan.
(Baca: Usai Serangan Paris, Australia Tetap Terima Pengungsi)