REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Media Rusia mengatakan bom yang menyebabkan pesawat Rusia jatuh di atas Semenanjung Sinai kemungkinan dibawa oleh petugas bandara. Petugas bandara Sharm el-Sheikh diduga menaruhnya di dalam pesawat dan menyalakan pengatur waktu.
Seperti diberitakan The Guardian, Rabu (18/11), bom diduga dibawa ke dalam pesawat oleh petugas pelayanan bandara, seperti pembersih kabin atau pekerja yang mengatur bagasi dan makanan. Pada Selasa, Kremlin mengatakan bom telah menghancurkan pesawat.
Peneliti dari badan ntelijen FSB telah menemukan sebuah lubang sebesar satu meter di sebuah fragmen dari pesawat itu. Hal tersebut menunjukkan ledakan.
Bom tersebut kemungkinan ditempatkan di bawah tempat duduk dekat jendela. Ledakan itu menyebabkan pesawat hancur dan seketika jatuh. Semua penumpang dan awak yang berjumlah 224 orang tewas.
Presiden Vladimir Putin mengatakan kecelakaan tersebut jelas merupakan aksi teroris yang mearuh behan peledak dengan kekuatan satu kilogram TNT. Putin menyatakan Rusia akan menemukan mereka yang bersalah.
"Di mana saja di planet ini dan menghukum mereka," kata dia.
Putin juga memerintahkan militernya untuk mengintensifkan serangan udara di Suriah.