Jumat 20 Nov 2015 04:05 WIB

Erdogan Peringatkan Tumbuhnya Antagonisme terhadap Muslim

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Yudha Manggala P Putra
Presiden Turki Reccep Tayyip Erdogan.
Foto: Reuters
Presiden Turki Reccep Tayyip Erdogan.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL--Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memperingatkan para pemimpin dunia akan tumbuhnya antagonisme atau sikap bermusuhan pada umat Muslim pasca serangan teror di Paris pekan lalu.  

Erdogen dalam sambutannya di KTT Ekonomi yang diselenggarakan oleh Dewan Atlantik di Istanbul, mengatakan hal itu sebagai sebuah langkah yang salah besar. "Mereka yang menjelekkan Islam melalui 'Daesh' (Akronim untuk ISIS ) membuat kesalahan besar," kata Erdogan seperti dilansir dari Global Times, pada Kamis (19/10).

Sejak serangan Paris, Presiden Francois Hollande menyebut ISIS dengan nama Daesh. Pemimpin dan tokoh dunia lainnya, seperti Angela Merkel, PM Australia Malcolm Turnbull, Menlu John Kerry pun sekarang menggunakan kata itu untuk menyebut ISIS.  Presiden Obama sendiri masih menyebut dengan nama ISIL.

Menurut Erdogan, menggunakan akronim Arab untuk ISIS , kesalahan besar. Lantaran kelompok ekstremis tidak ada hubungannya dengan Islam yang sebenarnya.

Erdogan pun mendesak para pemimpin dunia mengajak warga negaranya memakai akal sehat dalam menghadapi peningkatan ekstremisme dan berkembangnya Islamophobia.

Erdogan menilai, hal tersebut sama artinya menambah bencana "baru dan berbahaya" kecuali peningkatan serangan rasis dan fanatisme tersebut bisa dicegah. "Ini adalah bahaya terbesar bagi perdamaian dunia," katanya pemimpin Turki tersebut seraya menyerukan para pemimpin negara-negara Muslim untuk bersatu.

"Mereka yang mengetuk pintu kami di Ankara tentu akan mengetuk pintu Anda di tempat lain," ujarnya.

Ia mengatakan demikian, lantaran Turki sebagai negara Muslim di antara negara Eropa menjadi negara yang mendapatkan serangan teror terburuk, baik ketika bom bunuh diri kembar menghantam dan meninggalkan 102 orang tewas. Pun halnya pasca serangan di Paris pada 13 November menewaskan sedikitnya 129 orang tersebut.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement