Jumat 20 Nov 2015 12:49 WIB
Serangan Teror Paris

Muslim AS Sebut Pengebom Paris sebagai Penjahat

Rep: c 16/ Red: Indah Wulandari
Seorang tentara Prancis memeriksa surat-surat identitas seorang pria di kawasan Saint-Denis, Prancis, dekat Paris, November 18, 2015(  Reuters/Jacky Naegelen)
Seorang tentara Prancis memeriksa surat-surat identitas seorang pria di kawasan Saint-Denis, Prancis, dekat Paris, November 18, 2015( Reuters/Jacky Naegelen)

REPUBLIKA.CO.ID,SAN DIEGO -- Organisasi kebebasan masyarakat Islam dan organisasi lintas agama San Diego mengutuk serangan beruntun yang terjadi di Paris, Prancis, pekan lalu.

Dilansir dari nbcsandiego.com, Jumat (20/11), Council on American Islamic Relations (CAIR) menegaskan bahwa aksi para pengebom Paris yang menewaskan 129 orang tersebut tidak ada hubungannya dengan Islam.

"Pertama dan terpenting, apa yang terjadi di Prancis adalah tindakan tercela. Mereka adalah kelompok preman. Kelompok teroris. Mereka adalah penjahat," kata Direktur Eksekutif CAIR Hanif Mohebi.

"Kami ingin semua orang tahu bahwa kami mengutuk mereka," tambahnya.

Mohebi mengatakan, semua pihak harus berhenti mengidentifikasi aksi kelompok teroris tersebut sebagai bagian dari ajaran agama Islam.

"Bahkan, kita harus berhenti menyebut mereka Negara Islam. Mereka tidak Islami, dan mereka tidak negara," ujarnya.

Kecaman ini datang atas adanya rencana untuk menghentikan Presdien Amerika Serikat (AS) Barrack Obama membawa pengungsi Suriah ke AS. Serta, adanya keharusan bagi FBI untuk melakukan pemeriksaan secara intensif pagi pengungsi yang pernah menetap di Irak dan Suriah.

Menurut Mohebi, kondisi para pengungsi Suriah saat ini sudah sangat memprihatinkan karena menjadi korban kesalahan atas terorisme. Mohebi mengatakan, ancaman terhadap Muslim di San Diego meningkat signifikan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement