REPUBLIKA.CO.ID, BAMAKO -- Sekelompok orang bersenjata tak dikenal menyerbu sebuah hotel mewah di Bamako, Mali, pada Jumat (20/11). Pelaku juga menyandera 170 orang pengunjung hotel di negara bekas koloni Prancis tersebut.
Identitas pria bersenjata yang menyerang Hotel Radisson Blu belum diketahui. Namun selama ini Mali terkenal dengan beberapa kelompok bersenjata yang berkaitan dengan Alqaidah.
Sumber militer Mali mengatakan, sebanyak 10 orang bersenjata menyerbu hotel dan melancarkan tembakan. Mereka juga meneriakkan kalimat "Allahu Akbar" atau "Allah Maha Besar" dalam bahasa Arab. Sedangkan Rezidor Group yang mengelola hotel mengatakan ada dua orang bersenjata.
"Menurut informasi kami, ada dua orang yang menyadera 140 tamu kami dan 30 karyawan," ujar pernyataan Rezidor Group.
Kepala keamanan hotel mengatakan, dua penjaga keamanan mengalami luka di awal serangan pada sekitar pukul 07.00 pagi waktu setempat.
Sumber presiden Prancis mengatakan warga Prancis berada di hotel. Kantor berita resmi Cina Xinhua mengatakan, sejumlah turis Cina juga termasuk di antara mereka yang terjebak dalam hotel. Maskapai Turkish Airlines juga mengatakan, ada enam stafnya di hotel tersebut.
Sementara itu, pejabat militer Mali Letnan Kolonel Diarran Kone mengatakan setidaknya tiga orang sandera dipastikan tewas dalam serangan. Sekitar 20 orang sandera juga telah dibebaskan dan beberapa lainnya berhasil melarikan diri.
Saksi mengatakan, polisi telah mengepung hotel dan menghalangi jalan menuju ke lingkungan tersebut. Sejumlah ambulan bergegas ke hotel dan helikopter militer tampak terbang di atas. Misi PBB juga menyatakan sedang mengirim bala bantuan keamanan.