Ahad 22 Nov 2015 19:50 WIB

Tambang Batu Giok Longsor, 90 Tewas Tertimbun Longsor

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Didi Purwadi
Warga membantu mencari korban longsor di area penambangan giok Hpa Kant jade mining, Kachin State, utara Myanmar, Ahad (22/11).
Foto: EPA/Zaw Moe Htet
Warga membantu mencari korban longsor di area penambangan giok Hpa Kant jade mining, Kachin State, utara Myanmar, Ahad (22/11).

REPUBLIKA.CO.ID, HPAKANT -- Korban longsor yang terkubur tanah di area tambang utara Myanmar terus bertambah menjadi sedikitnya 90 orang, Ahad (22/11). Reuters melaporkan sedikitnya 80 orang telah diangkat dari longsoran.

Tim penyelamat terus berusaha menggali gunungan puing di situs Hpakant. "Yang kami lihat hanya jasad korban tewas dan tidak ada yang tahu berapa banyak orang di sana," kata seorang pejabat lokal, Nilar Myint, dikutip Aljazirah.

Longsor kali ini merupakan satu yang terparah dalam sejarah Myanmar. Puluhan orang masih dilaporkan hilang. Sebagian besar adalah penduduk lokal yang merupakan pencari giok.

Wilayah tersebut terkenal sebagai penghasil giok kualitis tinggi. Keuntungan yang dihasilkan per tahunnya mencapai milyaran dolar. Para peneliti mengatakan sebagian besar uang tersebut milik individu dan perusahaan terkait mantan penegak hukum militer Myanmar.

Myint mengatakan tim telah menemukan 79 mayat pada 21 November dan 11 mayat pada hari ini sehingga sejauh ini jumlahnya 90 orang. Menurutnya, operasi penyelamatan masih dilakukan. "Hanya satu orang yang masih hidup ketika diangkat dari longsoran, tapi ia juga meninggal tak lama kemudian," katanya.

Longsor adalah bahaya umum di daerah tersebut. Penduduk lokal yang hidup di dekat limbah industri sering memeriksa gundukan berbahaya demi mencari sepotong giok bernilai ribuan dolar. Penambang ilegal itu sering kehilangan nyawanya ketika terjadi longsor besar.

Sedikitnya 10 orang tewas dalam longsor di area yang sama awal tahun ini. Menurut Global Witness, giok Myanmar bisa berharga 31 milyar dolar dari tambang-tambangnya. Badan transparansi ini menyebutnya sumber daya terbesar dalam sejarah modern.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement