REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Muslim yang tinggal di Inggris telah menderita lebih dari 100 serangan rasial sejak terjadinya serangan teroris di Paris 13 November lalu.
Seperti diberitakan laman The Independent, menunjukkan lonjakan kejahatan Islamofobia lebih dari 30 persen. Angka ini melonjak sepekan setelah serangan mematikan di Paris yang diklaim ISIS. (Baca: ISIS, Snowden, dan Teror Paris)
Kebanyakan korban kejahatan kebencian di Inggris adalah gadis-gadis Muslim dan wanita berusia 14 hinggga 45 tahun yang mengenakan jilbab. Para pelaku terutama adalah laki-laki kulit putih berusia 15 hingga 35 tahun.
Angka-angka yang disusun Tell Mama Helpline tersebut mencatat insiden serangan verbal dan fisik pada Muslim dan masjid di Inggris. Mereka cenderung meremehkan karena banyak korban terlalu takut untuk menghubungi polisi atau kelompok masyarakat.
Laporan ini mengatakan, sejumlah besar serangan berada di tempat umum termasuk di bus dan kereta api. Sebanyak 34 korban adalah perempuan yang mengenakan jilbab, sementara delapan lainnya adalah anak-anak.
"Kasus menunjukkan bahwa perempuan yang memakai jilbab adalah orang-orang yang disasar makian dan ancaman," kata laporan.
Banyak korban mengaku tidak ada orang lain yang datang untuk membantu mereka atau sekedar menghiburnya. Hal itu mengartikan mereka merasa menjadi korban, malu, sendirian dan marah terhadap apa yang telah dialaminya.
"Sekitar 16 korban bahkan merasa takut keluar menghadapi masa karena pengalamannya telah mempengaruhi kepercayaan diri mereka," katanya.
Dari kasus tersebut yang terjadi di angkutan umum, delapan anak-anak yang terlibat mendengar komentar rasis terhadap ibu mereka. Pelaku bahkan mengambil tindakan fisik agresif kepasa anak-anak tersebut dan membuatnya takut. (Jangan lewatkan: Negara-Negara yang Direpotkan Teror ISIS di Sepanjang Ahad)
Dalam satu kasus baru-baru ini di London, seorang gadis muda yang mengenakan jilbab diserang di kereta. Ashley Powys menggambarkan bagaimana gadis yang duduk di depannya menjadi sasaran kata-kata rasis dari penumpang lain yang adalah seorang pria.
"Dia (pria itu) semakin dekat dengannya dan memaki-maki, menyebutnya dengan kain kepala, teroris, sampah, dan mengatakan orang-orang gadis itu membunuh para korban serangan Paris," ujarnya.
Ikuti informasi terbaru dari Serangan Teror Paris dengan klik di sini