REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Peta Libya modern tidak digambarkan dengan lengkap hingga pertengahan abad 20. Tanah itu diperebutkan oleh Ottoman, Italia, dan Inggris.
Libya terdiri atas tiga provinsi kuno, Cyrenaica di timur, Tripolitania di barat, dan Fezzan di selatan. Gurun Ottoman di Provinsi Cyrenaica adalah tempat seorang keturunan Aljazair Muhammad ibnu Ali Senussi menemukan agama Islam sufinya pada akhir abad 18.
Ia mendirikan gerakan Senussi sebagai respons terhadap apa yang dilihatnya sebagai penurunan pemikiran dan spiritualitas Islam saat itu. Ketika delegasi PBB datang ke Libya, mereka mengatakan, Libya menderita kemiskinan, penyakit, dan buta huruf.
"Butuh keajaiban untuk bisa berdiri sendiri karena Libya tidak memiliki sumber daya," kata mereka, saat itu.
Senussi akhirnya mengunjungi seluruh wilayah mulai dari utara, timur, dan selatan. Menurut ahli sejarah dan mantan aktivis politik Idris Al Harir, Senussi membangun Cyrenaica sebagai upaya berbuat baik untuk kemudian menjadikannya sebagai pusat kekuasaan politik.
Ia membangun 330 zawiyah, pusat studi agama, dan Jaghbub di perbatasan Mesir. Tempat ini menjadi fokus orde baru Libya Timur. Cyrenaica juga menjadi tempat cucu Senussi, Idris menjadi pemimpin United Libyan Kingdom. Dalam sebuah film dokumenter, Idris digambarkan sebagai raja pertama dan satu-satunya raja di Kerajaan Libya.