REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan akan memimpin pertemuan keamanan darurat pada Selasa (24/11) waktu setempat. Pertemuan dilakukan setelah Turki menembak jatuh pesawat Rusia.
Pertemuan akan dihadiri oleh Perdana Menteri Ahmet Davutoglu, Kepala Angkatan Bersenjata Jenderal Hulusi Akara, Kepal Badan Intelijen Nasional Hakan Firdan, sejumlah menteri terkait lain.
Dalam pernyataannya, Davutoglu menegaskan, Turki memiliki hak untuk merespons aksi pelanggaran perbatasan. Aksi penembakan jatuh pesawat Rusia oleh Turki mendapat protes keras dari Moskow. Putin mengatakan, aksi penembakan tersebut akan memiliki konsekuensi terhadap hubungan kedua negara.
Ankara mengatakan, pesawat Rusia telah melanggar perbatasan mereka. Jet Tempur F16 Turki telah memperingatkan berulangkali agar pesawat SU-24 Rusia menyingkir. Namun hal itu tidak digubris.
Rusia telah menggelar operasi udara di Suriah sejak akhir September lalu. Mereka mengaku menggelar operasi militer untuk menghancurkan ISIS.
Rusia dan Turki memiliki pandangan politik berbeda mengenai keberadaan Presiden Suriah, Bashar al-Assad. Rusia ingin terus mempertahankan Assad, sebaliknya Turki ingin agar Assad turun.