REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia berencana menerapkan langkah baru untuk meningkatkan keamanan di pangkalan militer mereka di Suriah serta memperkuat pertahanan udara. Kebijakan itu diambil setelah pesawat tempur Moskow SU-24 ditembak jatuh jet Turki, kemarin.
Seperti dikutip RT, salah satu langkah Rusia adalah menurunkan kapal misil penjelajah berpandu Moskow yang dilengkapi sistem pertahanan udara 'Fort' seperti S-300 di pesisir pantai Latakia, Suriah.
"Kami peringatkan, setiap target yang menunjukkan potensi ancaman akan dihancurkan," ujar Letnan Jenderal Sergey Rudskoy saat memberikan keterangan, kemarin.
Kapal dengan rudal penjelajah ini merupakan kapal unggulan Armada Laut Rusia di Laut Hitam. Kapal tersebut merupakan satu dari dua kapal terbesar. Rudskoy menambahkan, semua kontak dengan Turki juga telah dihentikan.
Ankara mengatakan, pesawat Rusia telah melanggar perbatasan mereka. Jet Tempur F16 Turki mengaku telah memperingatkan berulangkali agar pesawat SU-24 Rusia menyingkir. Namun hal itu tidak digubris.
Rusia telah menggelar operasi udara di Suriah sejak akhir September lalu. Mereka mengaku menggelar operasi militer untuk menghancurkan ISIS.
Rusia dan Turki memiliki pandangan politik berbeda mengenai keberadaan Presiden Suriah Bashar al-Assad. Rusia ingin terus mempertahankan Assad, sebaliknya Turki ingin agar Assad turun.