REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan, jatuhnya pesawat tempur Rusia akibat ditembak Turki tidak membuat negaranya memutuskan berperang dengan Turki. Lavrov menilai, insiden ini adalah provokasi yang direncanakan.
"Kami memiliki keraguan yang serius tentang ini menjadi sebuah tindakan tak direncanakan, itu benar-benar terlihat seperti provokasi yang direncanakan," kata Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov dalam konferensi pers di Moskow setelah berbicara dengan mitra Turki Mevlut Cavusoglu seperti dikutip dari laman Al Arabiya, Rabu (24/11).
Namun pihaknya menegaskan tidak berencana berperang dengan Turki. Sikap Rusia kita terhadap orang-orang Turki tidak berubah. Namun, Rusia serius mengevaluasi kembali hubungan dengan Turki.
"Serangan seperti itu tidak dapat diterima," katanya.
Lavrov juga didukung proposal yang dikemukakan oleh Presiden Prancis Francois Hollande untuk menutup perbatasan Suriah-Turki untuk mencegah pemberontak membanjiri Suriah.