Rabu 25 Nov 2015 23:27 WIB
Serangan Teroris Paris

Prancis-Belgia Perluas Penyelidikan Komplotan Teror Paris

Rep: Qommaria Rostanti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pasukan bersenjata berjaga-jaga di sekitar pusat perbelanjaan di Brussel, Belgia, menyusul kemungkinan teror di Brussel setelah Paris.
Foto: Reuters
Pasukan bersenjata berjaga-jaga di sekitar pusat perbelanjaan di Brussel, Belgia, menyusul kemungkinan teror di Brussel setelah Paris.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS - Aparat Penuntut Umum Prancis dan Belgia memperluas penyelidikan terkait Teror Paris untuk mendapatkan semua komplotan kelompok militan. Dilansir dari AFP, Selasa (24/11) waktu setempat, pihak berwajib Prancis dan Belgia pun memastikan akan ada tersangka baru dari pengembangan ini.

Diantaranya Jawad Bendaoud, pria yang diduga menampung dan menyediakan penginapan terhadap Abdelhamid Abaaoud setelah ia melarikan diri ke Brussel pasca penyerangan Paris. Setelah Teror Paris 13 November lalu, terjadi penyerangan lanjutan terhadap salah satu pelaku, Abdelhamid Abaaoud di sebuah apartemen Brussel, Belgia 18 November.

Baku tembak antara pasukan anti teror Belgia menyebabkan, Abaaoud dan saudara perempuannya Hasna Aitboulahcen tewas di tempat. Jaksa penuntut kasus Teror Paris, Francois Molins mengatakan pelaku yang tewas pada 18 November lalu diduga merencanakan serangan kembali terhadap pusat distrik La Défense di barat ibukota Paris.

Pihaknya saat ini sedang dilakukan penyelidikan resmi siapa lagi komplotan teror Paris, setelah menahan penyedia penginapan untuk Abaaoud dan rekannya di apartemen, pinggiran area St. Denis, Brussel.

"Jawad Bedaoud sendiri yang menerima para pelaku teror ini pada 17 November tanpa ragu. Ini berarti ia menjadi bagian dari jaringan teror di Paris," kata Molins.

Bendaoud saat ini telah ditahan atas tuduhan komplotan teror dan menyediakan penginapan bagi pelaku teror. Penahanan Bendaoud ini dilakukan sehari setelah penyerangan apartemennya oleh pasukan anti teror Belgia. Namun ia membantah bila mengetahui bila mereka terlibat dalam teror Paris 13 November lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement