Kamis 26 Nov 2015 14:49 WIB

Hari Solidaritas Internasional Rakyat Palestina, PBB Adakan Pertemuan Khusus

Pengunjuk rasa mengibarkan bendera Palestina di depan tentara Israel setelah terjadi bentrokan di dekat perbatasan Israel dan Jalur Gaza, (20/11).
Foto: Reuters
Pengunjuk rasa mengibarkan bendera Palestina di depan tentara Israel setelah terjadi bentrokan di dekat perbatasan Israel dan Jalur Gaza, (20/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Untuk memperingati Hari Solidaritas Internasional buat Rakyat Palestina, Markas Besar PBB di Jenewa (UNOG) akan mengadakan pertemuan khusus di Palais des Nations pada 30 November, Rabu (25/11).

Direktur Jenderal UNOG Michael Moller akan membuka pertemuan itu dengan pidato pembukaan dan membacakan pernyataan dari Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon.

Kegiatan tersebut memberi kesempatan bagi masyarakat internasional untuk memusatkan perhatian pada masalah Palestina. Pertemuan khusus itu diselenggarakan sejalan dengan Resolusi Sidang Majelis Umum PBB pada Desember 1977.

Mereka yang dijadwalkan berbicara dalam pertemuan khusus itu meliputi wakil dari Komite Pelaksana Hak Rakyat Palestina yang Tak Bisa Dicabut dan Orang Arab Lain di Wilayah Pendudukan.

Wakil dari Negara Liga Arab, Organisasi Kerja Sama Islam, Gerakan Non-Blok, Uni Afrika dan organisasi non-pemerintah yang diakui di Komite mengenai Pelaksanaan Hak Rakyat Palestina yang Tak Bisa Dicabut juga akan berbicara dalam pertemuan tersebut.

Pada 1977, Sidang Majelis Umum PBB menyerukan dijadikannya 29 November sebagAi peringatan tahunan Hari Solidaritas Internasional buat Rakyat Palestina.

Peringatan Hari Solidaritas Internasional buat Rakyat Palestina juga mendorong negara anggota PBB agar terus memberi publikasi dan dukungan terbesar bagi peringatan Hari Solidaritas itu. Namun, di lapangan rakyat Palestina menghadapi tekanan dan desakan dari penguasa Yahudi di Tel Aviv.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada Senin (23/11) mengatakan semua kegiatan permukiman tidak sah kolonial Israel harus dihentikan dan menyeru masyarakat internasional agar menyediakan perlindungan buat rakyat Palestina selama pendudukan tidak sah itu berlangsung.

Baca juga:

Diduga Beli Minyak dari ISIS, AS Sanksi Pengusaha Suriah

Putin Tempatkan Rudal Mematikan S-400 di Suriah

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement