REPUBLIKA.CO.ID, BAMAKO -- Dua orang yang diduga memiliki hubungan dengan pengepungan di sebuah hotel mewah di ibu kota Mali, Bamako, Jumat (20/11) kemarin ditangkap.
Juru bicara Kementerian Somalia Amadou Sangho mengatakan, penangkapan tersebut terjadi, Kamis (26/11). Tetapi ia tidak mengungkapkan identitas dan peran tersangka dalam serangan di Hotel Radisson Blu.
Sebuah sumber yang dekat dengan penyelidikan mengatakan kepada kantor berita Reuters, tersangka telah dibawa untuk diinterogasi berdasarkan informasi yang ditemukan pada salah satu ponsel penyerang.
Salah satu dari mereka telah secara teratur berhubungan sejak Agustus. Orang bersenjata mengepung 170 tamu dan staf yang berlangsung sekitar sembilan jam, Jumat (20/11) lalu sebelum pasukan Mali dan internasional menyerbu hotel.
Sebanyak 20 orang tewas, termasuk 14 orang asing, bersama dengan dua penyerang, sementara sembilan orang terluka. Menteri Keamanan Mali Salif Traore mengatakan, Kamis, hanya ada dua penyerang bersenjatakan senapan AK-47.
‘’Mereka melepaskan tembakan dari pintu masuk hotel, di lobi, restoran, berbagai koridor. Mereka menembaki orang tanpa pandang bulu," katanya kepada parlemen negara itu seperti dikutip dari laman Al Jazeera, Jumat (27/11).
Kelompok Al-Murabitoun afiliasi al-Qaeda yang dipimpin Aljazair Mokhtar Belmokhtar, mengklaim bertanggung jawab di balik serangan mematikan tersebut. Dua hari kemudian, kelompok bersenjata lain dari pusat Mali, Front Pembebasan Macina (LWF), juga mengaku bertanggung jawab.