REPUBLIKA.CO.ID, DAKAR -- Lebih dari satu juta anak di Republik Afrika Tengah membutuhkan bantuan kemanusiaan darurat, Jumat (27/11). PBB mengatakan hampir setengah dari mereka berusia lima tahun kebawah dan menderita malnutrisi.
Badan PBB untuk anak-anak, Unicef, mengatakan sekitar dua juta anak terimbas kekerasan yang berawal Desember 2012 itu. "Kekerasan pada negara ini telah berimbas sangat buruk bagi kehidupan anak-anak," kata wakil Unicef di Republik Afrika Tengah, Mohamed Fall.
Ia mendesak komunitas internasional untuk bekerja sama menyelamatkan masa depan anak-anak tersebut. "Bantuan kemanusiaan sangat dibutuhkan, kami butuh akses dan bantuan internasional yang lebih besar," kata dia.
Negara mayoritas Kristen ini menderita kekacauan pascabentrokan mematikan dengan komunitas Muslim Seleka. Kekerasan sektarian ini membawa kemerosotan lebih lanjut dua bulan lalu dan menjadi kekerasan paling parah tahun ini di ibu kota
Kekerasan ini dipicu oleh serangan terhadap seorang sopir Muslim yang menyebabkannya tewas di wilayah Kristen. Sejak awal, konflik telah menewaskan sekitar 400 ribu orang dan memaksa setengah juta orang mengungsi ke negara tetangga.
Ketidakstabilan dan serangan-serangan yang terjadi telah menghambat pengiriman bantuan dan aktivitas penyelamatan. Unicef telah menerima 37 juta dolar AS dan masih membutuhkan 70,9 juta dolar AS untuk melakukan intervensi pada anak-anak yang rentan selama tahun ini.