REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Kamis (26/11), membantah tuduhan Turki menutup mata dan memanfaatkan penyelundupan serta penjualan minyak yang dilakukan Negara Islam Irak dan Suriah melalui negaranya. Menurut Erdogan klaim tersebut harus dibuktikan.
"Tidak tahu malu. Jelas di mana Turki membeli minyak dan gas. Mereka yang mengklaim kami membeli minyak (ISIS) seperti ini harus membuktikan klaim mereka. Tak ada yang bisa memfitnah negara ini," ujar Erdogan.
Erdogan justru menuduh Rusia dan pemerintah Bashar al-Assad yang menyokong persenjataan dan keuangan ISIS.
"Jika anda mencari sumber persenjataan dan kekuatan keuangan (ISIS) tempat pertama yang dilihat adalah rezim (Assad) dan negara-negara yang bersekutu dengan Assad," ujar Erdogan.
Seperti diberitakan The Guardian, Jumat (27/11) Presiden Rusia Vladimir Putin dalam konferensi persnya di Kremlin mengulangi tuduhan terhadap Turki. Ia menyebut Turki menutup mata untuk aksi penyelundupan minyak oleh ISIS.
Ia mengatakan, secara teoritis mungkin Ankara bisa tak menyadai pasokan minyak memasuki wilayahnya dari daerah yang dikuasai ISIS di Suriah. Tapi Putin menambahkan, itu hal yang sulit dibayangkan.
Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev pada Rabu (25/11) juga menuduh para pejabat Turki mendapat keuntungan dari penualan minyak ISIS. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan, bukan rahasia lagi teroris menggunakan wilayah Turki.
Baca juga:
5 Senjata Perang Turki yang Harus Diwaspadai Rusia
Perkosa Guru, Murid Ini Dihukum Enam Tahun Penjara