Ahad 29 Nov 2015 17:46 WIB

Berantas Penggunaan Doping, Atlet Australia Dilarang Bungkam

Red:
Doping
Foto: Wordppress.com
Doping

REPUBLIKA.CO.ID, ADELAIDE -- Otoritas Antidoping Atlet Australia (ASADA) memerintahkan para atlet untuk melepaskan hak mereka untuk bungkam terkait penyelidikan kasus doping dikalangan atlet. Jika tidak mereka tidak dapat ambil bagian dalam Olimpiade Rio 2016. Kebijakan ini dikecam pengacara olahraga.

Pengacara olahraga terkenal berbasis di Adelaide, Anthony Crocker mengatakan ASADA telah bertindak di luar mandat hukumnya dengan memerintahkan atlet untuk buka suara terkait kasus doping.
 
ASADA telah memasukkan ketentuan ini dalam kebijakan anti-doping 2015 yang mewajibkan atlet melepaskan hak mereka untuk bungkam, kalau tidak mereka tidak dapat bersaing di Olimpiade Rio 2016.
 
Menurut Crocker ASADA mengeksploitasi celah hukum dengan memasukan ketentuan garis keras baru ke dalam peraturan anti doping dalam olahraga dimana para atlet dipaksa untuk menandatangani.
 
“Asas non- self incrimination  yaitu seseorang tidak dapat dituntut secara pidana atas dasar keterangan yang diberikannya atau dokumen yang ditunjukkannya ini dibatalkan dengan pasal ini,” katanya baru-baru ini.
 
Menurut Crocker ASADA telah menemukan cara untuk memberlakukan kekuasaan koersif ini meskipun Senat telah melarang mereka untuk melakukannya.
 
Senator asal Partai Hijau Richard di Natale membenarkan keprihatinan Crocker, menurutnya  ASADA tidak perlu bertindak atas nama hukum.
 
“Ini adalah azas dan hak hukum yang cukup fundamenta dimana orang harus dilindungi dari hal-hal yang memberatkan diri mereka  dan kami sangat ingin hal tersebut tercermin dalam undang-undang, "katanya.
 
Keprihatinan serupa juga diungkapkan kalangan atlet. Asosiasi Atlet Australia menilai ASADA dan organisasi olahraga harus bekerjasama dengan atlet untuk mengatasi kecurangan penggunaan doping, bukan melucuti hak dasar atlet.
 
Namun aturan ini didukung oleh Komite Olimpiade Australia. Juru bicara komite ini mengatakan tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari ketentuan ini.
 
"AOC tidak mentoleransi penggunaan doping. Kami hendak memperkenalkan aturan ini untuk melindungi atlet yang bersih. Jika Anda tidak menggunakan doping, apa alasan Anda takut untuk bersuara?” katanya.
 
"Tanpa paksaan meminta atlet buka suara dan otoritas yang berwenang menjawab pertanyaan terkait kasus doping, maka atlet yang berbuat curang akan sulit terungkap,”
 
Tidak ada pejabat ASADA yang bersedia menanggapi tudingan ini. ASADA hanya mengirimkan pernyataan yang menegaskan sikap mereka terkait aturan ini.
 
Ketentuan ini bermulai dari Februari 2013, ketika Pemerintahan Partai Buruh yang lalu mengadakan konferensi pers dan menyatakan telah terjadi kasus doping yang cukup luas dalam industri  olahraga Australia. 
 
Beberapa hari sebelum konferensi pers itu, pemerintah menerbitkan undang-undang yang memperluas kekuasaan ASADA ini.
 
Sebagian besar anggota parlemen mendukung hal tersebut, tapi Partai Hijau memasukan amandemen yang menghentikan ASADA melucuti hak para atlet untuk bungkam,”
 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement