Ahad 29 Nov 2015 16:47 WIB

Analis: Konflik Turki-Rusia Sudah Diperkirakan

Rep: Melissa Riska Putri/ Red: Indira Rezkisari
Tempat pemakaman gladiator di Ephesus, Turki
Foto: list25.com
Tempat pemakaman gladiator di Ephesus, Turki

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Meski permintaan maaf Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan atas jatuhnya jet tempur Rusia telah disampaikan, Presiden Rusia Vladimir Putin tetap meluncurkan paket sanksi ekonomi terhadap Turki.

Ze'ev Hanin dari Universitas Ariel memperkirakan kedua negara telah memasuki era baru perang dingin. "Serangan pesawat Rusia adalah masalah yang banyak diperkirakan," katanya dilansir dari Israel National News, Ahad (29/11).

Sebab, menurutnya kedua negara sama-sama memiliki keinginan menjadi negara adidaya. Keduanya memiliki hubungan baik namun sekarang muncul konflik kepentingan ketika keduanya terlibat dalam masa depan Suriah.

Seperti diketahui, Rusia berada di pihak yang mendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad semenara Turki mendukung para pemberontak. Oleh karena itu, Turki ingin menunjukkan kepada Rusia bahwa mereka tidak bisa melakukan cara mereka, termasuk pesawat yang memasuki wilayah udara Turki.

"Ini adalah dua negara yang perlu melenturkan otot mereka, dan tidak terlalu penting siapa yang memulai pertama," ujar Hanin.

Meski berada dalam keadaan perang dingin, Hanin menilai kedua negara tidak tertarik untuk perang hebat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement