REPUBLIKA.CO.ID, TEGUCIGALPA -- Hakim Honduras, Ahad (29/11), memerintahkan pemeriksaan lima warga Suriah yang mencapai Honduras setelah melakukan perjalanan melalui lima negara.
Honduras mengatakan mereka ditangkap pada 17 November dengan paspor curian asal Yunani. Tujuan awal mereka adalah Amerika Serikat. Setelah meninggalkan Suriah, mereka melakukan perjalanan ke Lebanon, Turki, Brasil, Argentina dan Kostarika.
Usia mereka berkisar 21 hingga 30 tahun. Satu di antaranya mengaku guru besar universitas, dan menegaskan sisanya adalah mahasiswa.
Pejabat departemen imigrasi menanyai mereka dan menyimpulkan mereka pada kenyataannya hanya lari dari perang di negara mereka dan bukan anggota milisi.
Dalam pemeriksan pada Selasa, jaksa dan pengacara akan menentukan apakah mereka harus dibebaskan dan, jika demikian, apa status mereka, kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri Yuri Mora.
Mereka ditahan di penjara di El Porvenir, 100 kilometer utara ibu kota Tegucigalpa.
Kelompok hak asasi manusia yang memberikan bantuan hukum kepada orang-orang itu mengatakan mereka telah meminta suaka. Mereka awalnya mengatakan ingin menuju ke Amerika Serikat.
Mereka ditahan di bandar udara ibu kota setelah keamanan diperketat pascaserangan serangan 13 November di Paris.
Honduras adalah jalur utama bagi warga Afrika dan negara lain mencoba menuju Amerika Serikat.
Pada tahun ini, 12.600 orang asing tertangkap memasuki Honduras secara gelap, hampir semua dari mereka bertujuan Amerika Serikat.