Selasa 01 Dec 2015 12:31 WIB

Kekurangan Pasokan di Nepal Ancam Nyawa 3 Juta Anak

  Tentara India membawa seorang anak Nepal yang terluka akibat gempa bumi di Kathmandu, Nepal, Senin (27/4).
Foto: AP/Altaf Qadr
Tentara India membawa seorang anak Nepal yang terluka akibat gempa bumi di Kathmandu, Nepal, Senin (27/4).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Dana Anak PBB (UNICEF) pada Senin (30/11) memperingatkan lebih dari tiga juta anak yang berusia di bawah lima tahun di Nepal menghadapi ancaman kematian atau terserang penyakit pada musim dingin tahun ini akibat kekurangan pasokan.

Selama 10 pekan belakangan, impor penting keperluan pokok telah sangat terbatas di perbatasan Nepal Selatan akibat kerusuhan yang berkaitan dengan undang-undang dasar baru negeri tersebut.

Tokoh obat regional milik Pemerintah Nepal sudah kehabisan vaksin Tuberkulosis, sedangkan simpanan vaksin lain dan antibiotik sangat minim.

UNICEF memperingatkan anak-anak, yang masih belum pulih dari dua empat kuat pada April dan Mei, bisa menjadi pihak yang paling parah mengalami pukulan.

Awal November, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menyampaikan keprihatinan besarnya sehubungan terhalangnya pasokan bahan dasar di perbatasan Nepal-India. Ia menyeru kedua negara itu agar mencabut pembatasan mereka tanpa penundaan dan menggarisbawahi hak Nepal bagi persinggahan gratis.

Lebih dari 200 ribu keluarga yang terpengaruh oleh gempa masih tinggal di tempat penampungan sementara, pada ketinggian di atas 1.500 meter di atas permukaan laut. Kondisi cuaca di wilayah itu akan sangat berat pada musim dingin tahun ini.

Kekhawatiran juga meningkat akan ketergantungan yang makin besar pada kayu bakar akibat krisis bahan bakar. Hal itu menambah polusi di dalam rumah. Pada gilirannya, kondisi tersebut bisa mengakibatkan peningatan kasus radang paru-paru.

Tahun lalu, lebih dari 800 ribu anak yang berusia di bawah lima tahun menderita kondisi itu di Nepal dan sebanyak 5.000 anak meninggal. Sebanyak 125 ribu bayi diperkirakan dilahirkan di Nepal dalam dua bulan ke depan dan bayi tersebut juga menghadapi risiko sangat tinggi.

Layanan ambulans di seluruh negeri itu telah mengalami pukulan akibat kekurangan bahan bakar, sehingga mengakibatkan anjloknya angka kelahiran di rumah sakit dan pusat kesehatan.

"Nasib buruk yang dihadapi anak-anak dan keluarga mereka di negeri itu telah bertambah parah dari hari ke hari dan akan bertambah parah lagi selama bulan-bulan musim dingin," kata Direktur Regional UNICEF untuk Asia Selatan Karin Hulshof.

"Anak-anak memerlukan perlindungan dari penyakit, udara dingin dan kelaparan. UNICEF mendesak semua pihak agar menangani pembatasan impor pasokan bahan dasar ke Nepal. Jangan menyia-nyiakan waktu," katanya.

Baca:

Rusia Siapkan Pengacak Sinyal di Suriah

Desertir Rusia Ditemukan Setelah 10 Tahun Sembunyi di Hutan

Jepang Mulai Lagi Perburuan Paus

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement