Selasa 01 Dec 2015 14:28 WIB

Erdogan Siap Mundur Jika Klaim Perdagangan Minyak ISIS Benar

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Winda Destiana Putri
Erdogan
Foto: guardian.co.uk
Erdogan

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Turki menantang Rusia membuktikan klaimnya bahwa pihaknya menembak jatuh pesawat Rusia Selasa (24/11) pekan lalu untuk melindungi perdagangan minyak dengan kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bahkan siap mundur dari jabatannya jika tuduhan itu terbukti benar.

"Jika Anda menduga sesuatu yang harus membuktikannya," katanya seperti dikutip dari laman BBC, Selasa (1/12).

Turki juga membantah hubungan dengan ISIS dan merupakan bagian dari koalisi pimpinan AS melakukan serangan udara terhadap kelompok militan.

ISIS menghasilkan banyak uang dari penjualan ilegal minyak. Namun, Turki keras membantah bahwa itu adalah terlibat dalam perdagangan. Erdogan bahkan berjanji untuk mengundurkan diri jika tuduhan bahwa Turki telah membeli minyak dari ISIS terbukti benar.

"Presiden Rusia Vladimir Putin harus melakukan hal yang sama jika ia salah," ujarnya.

Dia juga menanggapi tuduhan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin, yang juga mengatakan ditembak jatuhnya pesawat pekan lalu adalah kesalahan besar.

Pemerintah Turki menolak untuk meminta maaf atas insiden tersebut. Salah satu pilot Rusia tewas dan lainnya diselamatkan setelah pesawatnya Su-24 bomber yang ditembak jatuh oleh Turki di perbatasan Suriah pada Selasa (24/11). 

Turki mengatakan pesawat Rusia memasuki wilayah udaranya, namun Rusia membantahnya. Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengatakan, bukti dari sumber-sumber Turki dan AS menunjukkan pesawat itu melanggar wilayah udara Turki.

Rusia telah melakukan serangan udara di Suriah, menargetkan pemberontak melawan Presiden Suriah Bashar al-Assad, termasuk ISIS. Turki adalah lawan dari Presiden Assad.

Turki dan Rusia memiliki hubungan ekonomi yang penting. Rusia adalah mitra dagang terbesar kedua Turki, sementara lebih dari tiga juta wisatawan Rusia mengunjungi Turki tahun lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement