REPUBLIKA.CO.ID, PRAHA -- Presiden Suriah Bashar al-Assad menuduh Prancis mendukung terorisme.
Dalam sebuah wawancara di televisi, Assad mengaku melihat Praha, Ceko sebagai tempat yang mungkin untuk menandatangani kesepakatan damai di masa depan untuk mengakhiri empat tahun perang yang terjadi di negaranya.
Wawancara yang akan ditayangkan secara penuh pada Selasa itu, Assad ditanya apakah ia bisa melihat kesepakatan damai ditandatangani di Praha, sebagaimana Presiden Ceko Milos Zeman menyarankannya pada September.
"Tentu, jika anda bertanya warga Suriah, maka mereka akan memberitahu anda mereka tidak ingin konferensi perdamaian di Prancis. Karena Prancis mendukung terorisme dan perang, bukan perdamaian,’’ ujarnya seperti dikutip dari laman Al Arabiya, Selasa (1/12).
Prancis bersikukuh melawan Assad. Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius mengatakan, bekerja dengan tentara Suriah untuk melawan kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) tidak menyelesaikan masalah sampai ia mundur.
Pada perjalanan ke Washington, Amerika Serikat (AS) pekan lalu, Presiden Prancis Francois Hollande dan menegaskan tekadnya melihat Assad mundur dari jabatannya dan memberikan Suriah kesempatan mengalami perdamaian. Ia menegaskan itu harus sesegera mungkin terjadi.
Baca:
Desertir Rusia Ditemukan Setelah 10 Tahun Sembunyi di Hutan
Pengakuan Penjaga Stadion Muslim yang Hentikan Bomber Paris