REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Pakar penyakit menular di Australia mengkhawatirkan tingginya kasus penularan HIV-AIDS dikalangan masyarakat pribumi.
Penggunaan narkoba jenis suntikan mengakibatkan kasus infeksi HIV-AIDS terus meningkat sementara kampanye melalui pendidikan dinilai kurang berdampak.
Kasus infeksi HIV baru di kalangan warga Aborigin saat ini terjadi 1,5 kali lebih banyak dibandingkan kasus infeksi HIV baru dikalangan warga non pribumi.
Dokter mengakan hal ini dipicu penggunaan narkoba suntik yang menjadi lebih umum di kalangan masyarakat Aborijin dan banyak warga pribumi yang positif HIV tapi tidak memeriksakan diri.
“Disaat tingkat kasus HIV dikalangan penduduk Australia pada umumnya cukup stabil, ternyata kasus infeksi HIV di kalangan masyarakat Aborijin dan Torres Strait Islander justru meningkat," kata Dr Marlene Kong, seorang dokter Aborigin yang mengelola Pusat Kesehatan Masyarakat Aborigin dan Torres strait-islander di Universitas New South Wales.
"Bahkan sebelum mencapai tahapan diagnosis, banyak warga Aborijin di masa-masa awal terinfeksi HIV tidak memiliki akses ke pelayanan kesehatan, jadi mungkin banyak sekali orang yang terinfeksi HIV tapi tidak terdiagnosis,”
Kong prihatin dengan banyaknya warga Aborijin yang tidak mendapatkan pengobatan karena diagnosis HIV mereka sudah sangat terlambat.