Rabu 02 Dec 2015 09:11 WIB

Khawatir Taliban Berkuasa, NATO tak Jadi Tarik Pasukan di Afghanistan

Rep: Gita Amanda/ Red: Teguh Firmansyah
Pasukan NATO berjalan di depan kendaraan militer NATO yang hancur akibat bom bunuh diri di Kabul, Afghanistan, Ahad (11/10).
Foto: Reuters/Ahmad Masood
Pasukan NATO berjalan di depan kendaraan militer NATO yang hancur akibat bom bunuh diri di Kabul, Afghanistan, Ahad (11/10).

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- NATO akan menempatkan sekitar 12 ribu tentara di Afghanistan pada 2016 mendatang. Langkah itu dilakukan untuk mencegah Taliban kembali berkuasa.

Seperti dilansir Al-Arabiya Selasa (1/12), Kepala Aliansi Jens Stoltenberg mengatakan, dukungan dan pelatihan misi NATO semestinya berakhir tahun ini. Tapi menurutnya, kemajuan Taliban membuat NATO berpikir ulang.

"Hari ini, sekutu NATO dan mitra operasi sepakat untuk mempertahankan kehadiran pasukan pada 2016," kata Stoltenberg.

Menurutya misi ini akan terus mengkaji dan jika perlu akan disesuaikan untuk memastikan efektifitasnya. Jumlah personel pasukan sekitar 12 ribu sejalan dengan kekuatan arus.

Amerika Serikat dan sekutunya menginvasi Afghanistan pada 2001, tak lama setelah serangan teror 9/11 untuk mengusir Taliban dari Kabul. NATO mengambil alih komando operasi pada 2003 dan jumlah pasukan AS mencapai puncaknya sekitar 90 ribu.

Aliansi mengakhiri operasi tempur pada akhir 2014. Mereka meninggalkan misi yang dinamakan Resolute Support.

sumber : Al Arabiya
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement