Ahad 06 Dec 2015 09:06 WIB

Afrika Janji Kembalikan 100 Juta Hutan pada 2030

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Joko Sadewo
Pemandangan Cape Town, Afrika Selatan, dari atas.
Foto: flickr
Pemandangan Cape Town, Afrika Selatan, dari atas.

REPUBLIKA.CO.ID, JOHANNESBURG -- Para pemimpin negara-negara Afrika berjanji untuk mengembalikan hutan di benua terbesar ketiga itu, Ahad (6/12). Pernyataan masih dalam rangkaian pembicaraan iklim PBB.

Menurut World Resource Institute, bumi telah kehilangan lebih dari setengah hutannya sepanjang sejarah manusia. Defortasi di hutan tropis telah berkontribusi pada perubahan iklim dengan meloloskan 15 persen emisi karbon global.

Pernyataan tertuang dalam inisiatif AFR100 yang merupakan janji negara-negara Afrika untuk mengembalikan 100 juta hektar hutan pada 2030. Putri Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian asal Kenya Wangari Maathai, Wanjira Mathai mengatakan AFR100 proyek restorasi hujan tidak pernah terjadi sebelumnya.

"Saya pernah melihat restorasi yang dilakukan komunitas baik dalam skala kecil atau besar, namun gerakan dengan skala benua benar-benar menginspirasi," kata Mathai yang sekarang menjadi Ketua Green Belt Movement.

Menurutnya, restorasi lahan akan memperkaya dan memperkuat komunitas pedesaan. Sehingga keuntungannya akan merata di semua kota hingga level bawah. "Semua menang," katanya.

Dalam Global Lanscapes Forum pembicaraan PBB, Bank Dunia dan pemerintah Jerman beserta rekan lain berencana mendanai reforestasi Afrika. Sebanyak satu milyar dolar AS untuk dana pengembangan dan 540 juta dolar dari dana swasta.

Puluhan negara Afrika, termasuk Ethiopia, Kenya, Uganda, Burundi dan Rwanda berjanji untuk menyumbang jutaan acre dalam proyek. Negara Afrika barat di sepanjang gurun Sahara juga menjanjikan penanaman lebih banyak pohon untuk mencegah kerusakan.

"Restorasi bukan hanya strategi lingkungan, tapi juga ekonomi dan sosial," kata Menteri pengembangan lingkungan berkelanjutan di Niger, Bright Msaka. Niger berkomitmen untuk menyumbang reforestasi 3,2 juta hektar dalam proyek.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement