Ahad 06 Dec 2015 09:14 WIB

Kerry Minta Penghentian Pembangunan Pemukiman Israel

Rep: amri amrullah/ Red: Joko Sadewo
Warga Palestina memprotes pemukiman Israel
Foto: AP/Majdi Mohammed
Warga Palestina memprotes pemukiman Israel

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri AS, John Kerry mengingatkan kepada Israel sikapnya di Jerussalem selama ini telah meruntuhkan Otoritas Palestina tidak akan bertahan lama. "Presiden Abbas berbicara lebih putus asa, daripada yang pernah saya dengar sebelumnya, ini menunjukkan keputusasaan rakyat Palestina menghadapi sikap Israel," ujarnya, Sabtu (5/12) dilansir trust.org.

Kerry menegaskan Israel harus bertanggung jawab lebih agar Otoritas Palestina tetap bisa bertahan, di antaranya menyediakan pelayanan dasar di kawsan Tepi Barat. Lebih dari dua bulan terakhir Palestina dan Israel terus terlibat aksi saling serang hingga penghilangan nyawa.

Ini tidak terlepas dari provokasi Israel yang membuka lebar akses Yahudi memasuki area Masjid Al Aqsa, tempat suci ketiga muslim dunia. Di sisi lain Kerry menuduh perlakuan balasan muslim juga membuat Israel melakukan operasi besar-besaran menangkap dan membunuh warga Palestina.

"Tanpa pasukan keamanan di Otoritas Palestina, Israel akan menurunkan lebih banyak tentara ke Tepi Barat." Apakah Israel siap atas konsekuensi ini, anak anak mereka dan cucu mereka terus menerus menjadi pasukan pertahanan Israel di Perbatasan.

Kerry juga meminta Israel menghentikan sementara pembangunan pemukiman Yahudi di Tepi Barat di disebut Area C, bekas tanah warga Palestina. "Pembangunan pemukiman harusnya tanpa kekerasan. Namun meningkatnya pemukiman Yahudi mempertanyakan niat baik jangka panjangng Israel, membuat perdamaian dengan Palestina semakin sulit tercapai," ujarnya.

Bulan lalu, PM Benyamin Netanyahu menyetujui penggunaan lahan warga Palestina di Yerusalem timur, untuk membangun 400 rumah warga Yahudi. Sekitar 500 ribu warga Israel telah menetap di Tepi Barat dan Yerusalem timur, mengakibatkan 2,4 juta warga Palestina pemilik lahan harus mengungsi. Dunia menilai pembangunan ini ilegal, namun Israel tidak mengabaikan hal itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement