Ahad 06 Dec 2015 22:54 WIB

Iran Klaim Bertugas Tengahi Konflik Turki-Rusia

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ilham
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bersama Presiden Rusia Vladimir Putin.
Foto: Kremlin Pool Photo via AP
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bersama Presiden Rusia Vladimir Putin.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran mengatakan pihaknya memiliki tugas untuk menengahi masalah antara Rusia dan Turki. Setelah kapal perang Rusia ditembak jatuh oleh Turki, Rusia  menuduh Turki membeli minyak dari kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

"Iran memiliki tugas untuk mengurangi ketegangan antara Rusia dan Turki. Tidak baik ketegangan lainnya bertambah di kawasan itu,’’ kata penasehat Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, Ali Akbar Velayati, seperti dikutip oleh resmi kantor berita Irna, Ahad (6/12).

Rusia dan Iran adalah pendukung utama rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad. Sedangkan Turki mendukung pemberontak melawan Assad. Awal tahun ini, Turki bergabung dengan koalisi pimpinan AS mengebom kelompok ISIS di Suriah. Namun, Turki saat ini tengah berselisih dengan Rusia setelah menembak jatuh pesawat tempur Moskow pada 24 November 2015.

Rusia juga menuduh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan keluarganya terlibat dalam perdagangan minyak dengan ISIS. Erdogan membantahnya dan menyebut tuduhan itu fitnah. Erdogan pekan lalu membalas dan mengatakan Turki memiliki bukti bahwa Moskow telah membeli minyak dari para militan di Suriah.

Media Iran kemudian mengklaim Erdogan yang mendorong Rusia untuk menyerang Iran. Erdogan mengatakan, ia telah memperingatkan Presiden Iran Hassan Rouhani dalam pembicaraan telepon bahwa Iran akan membayar harga tinggi jika terus menuduh Turki.

Sekretaris Dewan Kebijaksanaan Iran Mohsen Rezaie mengatakan, penasehat militer Iran di wilayah Irak dan Suriah memiliki foto truk minyak ISIS pergi ke Turki.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement