Senin 07 Dec 2015 11:17 WIB

Iran Mengaku Ingin Mediasi Konflik Rusia dan Turki

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bersama Presiden Rusia Vladimir Putin.
Foto: Kremlin Pool Photo via AP
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bersama Presiden Rusia Vladimir Putin.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Pemerintah Iran, Ahad (6/12), mengatakan, mereka memiliki tanggung jawab untuk memediasi Rusia dan Turki. Hal ini sehubungan meningkatnya ketegangan di antara kedua negara.

"Iran memiliki kewajiban untuk mengurangi ketegangan antara Rusia dan Turki. Tidak bagus untuk memiliki ketegangan lain," ujar Ali Akbar Velayanti, penasehat pemimpin tertinggi spiritual Iran Ayatollah Ali Khamenei.

Rusia dan Iran merupakan pendukung utama Presiden Suriah Bashar al-Assad. Sebaliknya Ankara bersama Washington mendukung pemberontak memerangi pemerintahan Presiden al-Assad.

Perang kata-kata terjadi antara Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Rusia Vladimir Putin. Presiden Putin menyebut Erdogan dan keluarganya menikmati penjualan minyak ISIS.

Hal itu telah dibantah oleh Erdogan.  Sebaliknya Erdogan menyebut Turki memiliki bukti jika Moskow membeli minyak dari militan di Suriah.

Baca juga, Lewati Istanbul, Tentara Rusia Acungkan Roket.

Sebelumnya Mohsen Rezaie, pejabat Iran lain menyebut, penasehat militer Iran di lapangan mengklaim mempunyai bukti truk minyak ISIS masuk ke wilayah Turki.  Namun Velayati kemudian mengatakan, Teheran sejatinya tidak berpihak. "Tidak perlu ada lagi dokumen yang dibuka," ujarnya.

sumber : Al Arabiya
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement