Senin 07 Dec 2015 15:04 WIB

Salah Ketik Presiden Xi Mundur, Empat Jurnalis Cina Diskors

China's President Xi Jinping bows after speaking at a news conference for the Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) Summit at the International Conference Center in Yanqi Lake, north of Beijing, November 11, 2014.
Foto: Reuters/Goh Chai Hin
China's President Xi Jinping bows after speaking at a news conference for the Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) Summit at the International Conference Center in Yanqi Lake, north of Beijing, November 11, 2014.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Sebanyak empat jurnalis Cina diskors setelah secara tidak sengaja salah ketik mengumumkan mundurnya Presiden Xi Jinping.

Dikutip dari The Guardian, Senin (7/12), Salah ketik tersebut terjadi di kalimat pembuka laporan mengenai kunjungan Xi ke Afrika. Laporan itu ingin menginformasikan pembaca mengenai pidato (zhi ci) Xi, tetapi yang tertulis justru (ci zhi) yang berarti pengunduran diri.

Laporan tersebut diterbitkan pada Jumat pekan lalu oleh China News Service kemudian dicetak kembali, sebelum diperbaiki, oleh sejumlah situs terkemuka. Di antara  mereka yang dihukum atas pemberitaan itu adalah Song Fangcan, Seorng kepala kantor berita di Afrika Selatan dimana Xi berbicara di hari terakhir kunjungan.

Insiden semacam ini sangat jarang terjadi di Cina karena media pemerintah diawasi secara ketat.

Belum diketahui seperti apa hukuman yang diberikan kepada jurnalis yang menulis laporan mengenai Xi Jinping. Editor di media pemerintah South China Morning Post mengatakan insiden itu dipandang sebagai blunder serius, tetapi tidak akan mengakhiri karir para jurnalis itu.

"Beberapa orang mendapat peringatan dan diskors dari pekerjaan sementara waktu untuk menunjukkan kesalahan itu dianggap serius. Setelah insiden ini dilupakan, mereka akan kembali bekerja," katanya.

 

Baca juga:

Orang Tua Jatuh ke Sumur, Anak Cari Bantuan Sejauh 35 Km

Jerman Deportasi Warga Australia Usai Berperang Lawan ISIS

Nenek Tewas Ikut Lomba Gokar

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement