REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Partai-partai bertikai di Yaman telah sepakat melakukan perundingan perdamaian di Swiss mulai 15 Desember, saat gencatan senjata sementara kemungkinan diberlakukan, kata utusan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Senin (7/12).
Utusan PBB untuk Yaman Ismail Ould Cheikh Ahmed mengatakan tiga delegasi setuju untuk hadir dalam pembicaraan, yang tampaknya akan diselenggarakan di luar Jenewa.
Delegasi tersebut termasuk perwakilan pemerintahan Presiden Abedrabbo Mansour Hadi, satu delegasi pemberontak Houthi dukungan Iran serta para pejabat dari Kongres Rakyat Umum, yang setia kepada mantan presiden Ali Abdullah Saleh.
Ahmed mengatakan tidak ada kerangka waktu bagi perundingan dan ia menjanjikan pembicaraan akan terus berjalan 'sejauh mungkin'. Utusan PBB itu menambahkan ia hampir yakin gencatan senjata sementara akan dilakukan pada saat perundingan dimulai.
Ia mengatakan semua pihak menanggapi secara positif terhadap usul soal gencatan senjata. Tanggapan positif juga diberikan oleh koalisi pimpinan Arab Saudi, yang telah mengebom Yaman sebagai dukungan terhadap pemerintah.
Menurut utusan PBB itu, Arab Saudi telah mengatakan pihaknya akan menerapkan gencatan senjata jika Hadi mendukung ide tersebut.
Baca:
Yuk Berwisata ke Pemakaman Tertua dan Terbesar di Adelaide
Kepulauan yang Perlahan Tenggelam