REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Janji terbaru calon presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk melarang semua Muslim masuk AS mendapat kritikan keras dari berbagai pihak, termasuk dari partainya sendiri. Usulan Trump juga tampaknya berpotensi berdampak fiskal bagi Trump Organization yang dipimpinnya.
Dilansir laman Quartz, potensi dampak fiskal atas usulan Trump tersebut dikarenakan beberapa pendapatan real estat dan lisensi Trump selama ini bergantung pada sebagian besar Muslim kaya dan bisnis yang didukung Muslim. Trump Organization selama ini juga mendanai kampanye Trump untuk menjadi presiden.
Para pengusaha Muslim dan bisnis mereka berada di AS dan di luar negeri. Mereka bersedia membayar mahal untuk kerja sama mereka dengan Trump.
Berikut beberapa kemitraan dan hubungan Trump dengan para pengusaha Muslim kaya, pemerintahan, dan perusahaan yang didudukung Muslim di bawah label Trump: